Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Duniaku lainnya di IDN App

FuRyu mengkonfirmasikan The Legend of Legacy September 2014 lalu. Game yang rencananya akan dirilis untuk 3DS 22 Januari 2015 mendatang ini mungkin tidak menarik jika melihat siapa developernya. Namun seperti yang kami tuliskan sebelumnya (baca: 

The Legend of Legacy, Ketika Dunia Mana dan Final Fantasy Melebur Jadi Satu

SaGa, Mana

Final Fantasy,

Parasite Eve 

Chrono Trigger

  • Director: Masataka Matsuura (dulu dari Level-5)
  • Image Illustration: Tomomi Kobayashi (SaGa series)
  • Game Design: Kyoji Koizumi (SaGa series)
  • Character Design: Ryo Hirao (Pixiv)
  • Background Artist: Misako Tsutsui (Final FantasySaGa, etc.)
  • Monster Design: Yuuichirou Kojima (former Square Enix) and Ryoji Shimogama (Resident EvilParasite Eve 2)
  • Composer: Masashi Hamauzu (SaGaFinal Fantasy, etc.)
  • Sound Editor: Kenichi Saito
  • Text Direction: Masato Kato (Chrono TriggerChrono Cross, etc.)
  • Narration: Emiko Shiratori (kalian lebih mengenalnya sebagai penyanyi lagu tema utama Final Fantasy IX, "Melodies of Life"
  • Title Logo Design: Tadahiko Kawaguchi (Website)
  • Movie Design: Shuhei Yamagata

The Legend of Legacy

Bravely Default

SaGa, 

Dalam game yang nantinya dijual dengan harga 5,908 yen (sekitar Rp. 650 ribuan) ini, mengisahkan tentang warisan dewa-dewa dan juga kebenaran. Bermula di Avalon, pulau legenda yang terbangun dari tidur panjangnya. Karakter yang bisa kalian pilih nantinya untuk tergabung dalam party sebagai berikut:

  • Meurs the elementaler
  • Bianca the amnesiac girl
  • Liber the treasure hunter
  • Garnet the church’s knight of justice
  • Owen the capable mercenary
  • Eloise the bewitching alchemist
  • Filmia the frog prince

The Legend of Legacy Siap Menantang Bravery Default!

Avalon, tiba-tiba muncul dari dalam lautan, cukup besar untuk disebut sebuah benua, dan dipercaya menjadi sebuah negara kuni yang menyimpan warisan para dewa. Dan sudah 10 tahun sejak pulau itu muncul, banyak petualang dan peneliti masuk ke sana untuk menyelidiki pulau, namun karena medan yang berat dan dipenuhi monster, maka penyelidikan atas Avalon belum membuahkan hasil yang memuaskan.



Menariknya, tidak ada rute yang jelas untuk kalian mengikuti jalan ceritanya, dan progress permainan bisa dijalani dengan bebas. Hal itu karena peta bisa diakses dari awal, dan kalian bisa menggunakannya untuk mendukung eksplorasi. Setiap kali peta baru terbuka, maka jumlah area dimana kalian bisa bertualang juga meluas. Pola tersebut berulang, hingga kalian bisa menemukan rahasia di balik pulau tersebut.

Lanjut ke halaman 2...





Menurut desainer game ini, Kyoji Koizumi, yang juga mantan tim dari serial 

SaGa

, dia ingin membuat game tanpa quest, dimana player bisa menemukan sendiri apa yang harus dilakukan. Namun jika tanpa ada satu pun petunjuk, pasti dengan mudah kita akan merasa kesulitan melanjutkan permainan. Karena itulah,

The Legend of Legacy

 juga menyediakan satu objective utama, kemudian menyerahkan pada kalian bagaimana untuk melakukannya, sambil mengungkap berbagai hal pendukung sepanjang perjalanan.

namun ada makhluk yang berbeda dari monster. Makhluk tersebut akan makin sering muncul ketika kalian makin jauh memainkan game ini.

Avalon. Mereka tidak bisa dilihat mata manusia normal, dan eksis di sana karena memang tempat tersebut dipercaya menjadi warisan para dewa.



Sekilas, pertarungan dalam 

The Legend of Legacy

 terjadi seperti tipikal RPG lainnya. Musuh terlihat di layar, dan menabrak mereka untuk memicu pertarungan yang dijalankan secara turn-based. Namun apa yang membedakan dengan game lain segenrenya, bagaimana spiri dan sihir digunakan. Dengan cara membuat kontrak dengan spirit selama pertarungan, kalian bisa menggunakan teknik elemental yang disebut “Spirit Arts” dan ketika sering digunakan, akan memperkuat spirit dari elemen yang sama, sekaligus juga memperkuat Spirit Arts yang berhubungan.

Editorial Team

EditorDoni