8 Fakta Zhang Wuji, Tokoh Kisah Pedang Langit dan Golok Pembunuh Naga

Sebelumnya, Duniaku.com sudah membahas dua tokoh utama legendaris dalam trilogi Condor Heroes: Guo Jing dari Legend of the Condor Heroes dan Yang Guo dari The Return of the Condor Heroes.
Kini, agar lebih lengkap, saatnya kita membahas Zhang Wuji, protagonis dari judul ketiga trilogi ini, The Heaven Sword and Dragon Saber atau dalam versi Indonesia dikenal sebagai Kisah Pedang Langit dan Golok Pembunuh Naga.
Apa yang membuat Zhang Wuji menarik dan berbeda dari dua pendahulunya? Simak pembahasannya di bawah ini
1. Zhang Wuji atau Thio Boe Ki?

Penonton Pedang Langit dan Golok Pembunuh Naga pada era 90-an di Indonesia mungkin lebih akrab dengan nama Thio Boe Ki daripada Zhang Wuji. Ini karena dalam penayangan dan terjemahan saat itu, nama tokoh utama sering disebut dengan dialek Hokkien.
Lalu, mana yang benar, Thio Boe Ki atau Zhang Wuji?
Keduanya sebenarnya merujuk pada karakter yang sama. Zhang Wuji adalah pelafalan dalam bahasa Mandarin, yang merupakan bahasa standar di China. Sementara itu, Thio Boe Ki adalah penyebutan yang berasal dari dialek Hokkien, yang banyak digunakan oleh komunitas Tionghoa perantauan, termasuk di Indonesia.
Penggunaan nama dalam dialek Hokkien ini umum terjadi pada era tersebut, terutama karena pengaruh budaya populer yang dibawa oleh komunitas Tionghoa di Asia Tenggara. Namun, dalam adaptasi yang lebih baru dan terjemahan modern, nama Zhang Wuji lebih sering digunakan sesuai dengan pelafalan Mandarinnya.
2. Ayah Ibunya berasal dari dua pihak berbeda dalam dunia persilatan

Salah satu fakta menarik tentang Zhang Wuji adalah asal-usulnya yang berasal dari dua kubu berbeda dalam dunia persilatan yang sering bertentangan.
Ayahnya, Zhang Cuishan, merupakan murid terkemuka dari Perguruan Wudang, salah satu aliran lurus utama yang dihormati karena ajarannya yang menjunjung kebajikan dan kedamaian.
Sebaliknya, ibunya, Yin Susu, adalah putri dari Yin Tianzheng, pemimpin Sekte Elang Surgawi (Heavenly Eagle Cult). Meski sekte ini telah memisahkan diri dari Sekte Ming dan tidak lagi mengikuti ajaran serta praktik asli Sekte Ming, sebagian besar dunia persilatan tetap menganggapnya sebagai aliran sesat.
Hubungan antara Zhang Cuishan dan Yin Susu berkembang ketika mereka dan Xie Xun terdampar di Pulau Es dan Api. Terisolasi dari dunia luar dan menghadapi berbagai kesulitan bersama, mereka saling memahami dan jatuh cinta. Di pulau terpencil itu pula, mereka menikah dan kemudian memiliki Zhang Wuji.
Perbedaan latar belakang kedua orang tuanya ini menjadi fondasi penting dalam perjalanan hidup Zhang Wuji, yang sering terjebak di antara prinsip-prinsip aliran lurus dan dunia yang dianggap sesat.
3. Masa kecilnya sulit dan tragis
Sejak kecil, Zhang Wuji hidup bersama kedua orang tuanya, Zhang Cuishan dan Yin Susu, serta Xie Xun di Pulau Es dan Api. Meskipun terisolasi dari dunia luar, mereka berhasil membangun kehidupan yang relatif damai di tengah kerasnya alam. Namun, kedamaian itu berakhir ketika Wuji berusia sembilan tahun dan mereka memutuskan kembali ke daratan utama China.
Masalah mulai muncul segera setelah mereka tiba di daratan. Dunia persilatan geger karena kembalinya Zhang Cuishan, salah satu murid terkemuka Wudang, bersama istri dari aliran yang dianggap sesat. Terlebih lagi, mereka dicurigai mengetahui keberadaan Xie Xun yang dianggap menyimpan Golok Pembunuh Naga, senjata legendaris yang diperebutkan banyak pihak.
Di tengah kekacauan itu, Zhang Wuji terkena serangan Tapak Es (Jiu Yin Shen Gong), sebuah teknik berbahaya yang perlahan-lahan merusak tubuhnya dan mengancam nyawanya.
Tekanan dari berbagai sekte yang menginginkan informasi tentang Xie Xun semakin tidak tertahankan. Zhang Cuishan, yang berpegang teguh pada prinsip kesetiaannya terhadap sahabatnya, memilih untuk bunuh diri daripada mengkhianati Xie Xun. Keputusannya juga didorong oleh rasa bersalah setelah mengetahui bahwa Yin Susu terlibat dalam serangan yang menyebabkan kakak seperguruannya, Yu Daiyan, lumpuh.
Setelah kepergian Zhang Cuishan, Yin Susu yang patah hati memutuskan untuk menyusul suaminya, meninggalkan Zhang Wuji sendirian di dunia yang keras dan penuh kebencian.
Bukan hanya harus menghadapi kesedihan akibat kehilangan kedua orang tuanya, Wuji juga harus berjuang melawan efek Tapak Es yang terus menggerogoti tubuhnya. Penyakit ini baru berhasil disembuhkan bertahun-tahun kemudian, ketika ia menemukan dan mempelajari teknik legendaris Ilmu Sembilan Yang (Jiu Yang Shen Gong).
4. Kekuatan Zhang Wuji
Kemampuan Zhang Wuji yang Menakjubkan
Zhang Wuji dikenal sebagai salah satu pendekar terkuat di eranya berkat berbagai kemampuan luar biasa yang ia pelajari sepanjang hidupnya. Perjalanan belajarnya dimulai dari masa kecilnya yang sulit, hingga akhirnya menjadi pendekar dengan kekuatan luar biasa.
Ilmu Dasar Wudang
Semasa kecil, Wuji sempat mempelajari ilmu dasar Wudang dari ayahnya, Zhang Cuishan. Dua teknik yang diajarkan padanya adalah wǔdāng chángquán (Tinju Panjang Wudang) dan tīyúnzòng (Teknik Menginjak Awan), yang menjadi fondasi ilmu bela dirinya.
Ilmu Pengobatan dari Hu Qingniu
Ketika Wuji terluka parah akibat serangan Tapak Es (Jiu Yin Shen Gong), dia sempat tinggal di Lembah Kupu-Kupu bersama Hu Qingniu dan istrinya, Wang Nangu. Meskipun Hu Qingniu adalah tabib jenius yang dijuluki Tabib Suci yang Menolak Mengobati Aliran Sesat, Wuji berhasil mendapatkan sebagian ilmu pengobatan darinya. Sayangnya, Hu Qingniu dan Wang Nangu dibunuh oleh Taj-kis sebelum berhasil menyembuhkan Wuji sepenuhnya.
Ilmu Sembilan Yang (Jiu Yang Shen Gong)
Inilah titik balik yang menyelamatkan hidup Wuji. Meskipun kitab Ilmu Sembilan Yang telah lama dicuri dari Perguruan Shaolin, Wuji berhasil menemukannya dan mempelajarinya. Teknik ini merupakan ilmu tenaga dalam yang mampu menyembuhkan cedera internal sekaligus memperkuat tubuh dengan luar biasa.
Berkat Ilmu Sembilan Yang, Wuji yang sebelumnya sakit-sakitan berubah menjadi pendekar dengan tenaga dalam yang kokoh dan mengagumkan.
Ilmu Tujuh Luka (Qi Shang Quan)
Teknik ini awalnya milik Perguruan Kongtong yang dicuri oleh Xie Xun. Ilmu Tujuh Luka memungkinkan penggunanya menciptakan luka dalam yang parah pada lawan, tetapi juga membawa risiko besar bagi penggunanya sendiri. Tanpa pelindung, teknik ini dapat merusak tubuh penggunanya secara perlahan. Namun, Ilmu Sembilan Yang milik Wuji berhasil melindunginya dari efek samping mematikan tersebut.
Ilmu Memindahkan Bumi dan Langit (Qiankun Da Nuo Yi)
Ini adalah teknik terkuat milik Sekte Ming, yang memungkinkan penggunanya untuk merasakan aliran tenaga dalam dari dirinya sendiri maupun orang lain. Lebih dari itu, ilmu ini memungkinkan Wuji untuk mengalihkan atau memindahkan energi dari satu tempat ke tempat lain, membuatnya mampu menangkis bahkan serangan paling kuat sekalipun.
Normalnya, Ilmu Memindahkan Bumi dan Langit butuh puluhan tahun untuk dikuasai. Namun, dengan fondasi tenaga dalam yang kokoh dari Ilmu Sembilan Yang, Wuji berhasil mempelajarinya hanya dalam hitungan jam saat terjebak di ruang rahasia bersama Xiaozhao.
Dengan kemampuannya memanipulasi tenaga dalam, Wuji mampu mempelajari berbagai teknik lain hanya dengan mengamati atau menghadapinya secara langsung.
Cakar Naga Shaolin (Dragon Claw Hand): Teknik yang ia pelajari saat menghadapi biksu Kongxing.
Tinju Taiji dan Ilmu Pedang Taiji: Dipelajari dari Zhang Sanfeng, pendiri Wudang, hanya dengan mengamati sang guru menggunakannya. Teknik ini mengutamakan kelembutan dan kelenturan yang mampu mengalahkan kekuatan keras.
Lalu ada juga Ilmu Perintah Api Suci Persia: Teknik yang diukir pada Tablet Api Suci, artefak Persia legendaris yang konon diciptakan oleh Hassan-i Sabbah. Dengan bantuan Xiaozhao yang menerjemahkan teksnya, Wuji mempelajari teknik yang dirancang sebagai serangan bunuh diri seorang assassin.
Dengan deretan kemampuan yang nyaris tak tertandingi ini, Zhang Wuji menjadi sosok yang rendah hati namun sangat berbahaya dalam pertempuran.


















